Oleh : Lestari Aprilianty Catur Putri
Sesungguhnya kunci untuk mencapai impian ialah tanpa berhenti. Berhenti sama artinya dengan membiarkan impian itu melayang semakin jauh dan tak bisa tergapai lagi. Berani bermimpi sama halnya dengan berani berusaha dan bertindak. Seorang tokoh inspirasi mengatakan bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi kita hari kemarin. Cobalah kita ingat, ketika hari ini kita berada di sekolah, belajar di ruangan kelas, menyapa teman, bercanda, tertawa, atau apapun yang saat ini kita lakukan hakikatnya adalah berawal dari mimpi kita hari kemarin untuk dapat melakukan tindakan di hari ini. tanpa adanya tujuan, mungkin saja hari ini kita bukan berada di sekolah. Melaiankan bisa saja pergi diajak teman dan akhirnya membolos, ataupun hanya melamun di ruang kelas tanpa tau apa yang harus dilakukan. Naudzubilah. Tindakan itu terlahir dari mimpi kita. Dan tanpa harapan dan tujuan tentunya kehidupan tak akan menjadi jelas arahnya.
Pencapaian sebuah mimpi akan semakin mudah ketika motivasi dalam diri lebih kuat dari
perasaan ragu untuk menggapainya. Remaja muslim yang kuat layaknya sebanding dengan mental intelektual dan spiritualnya. Motivasi dalam kehidupan rasanya sangat menjadi kebutuhan penting bagi orang yang memiliki mimpi. Begitulah yang dirasakan, ketika semangat sudah menyala dengan penuh cahaya maka jalan menuju mimpi itu semakin jelas terlihat dan segera ingin menggapainya. Dan inilah yang terasa sekarang. Ka’ Achmad Inspira, begitulah kebanyakan orang memanggilnya. Seorang motivator muda muslim Indonesia. beliau adalah seorang inspirator yang tanpa lelah terus berbagi ilmu. Lebih dari 25 ribu orang mengikuti training yang telah di adakannya. Dengan tujuan yang mulia, ilmu yang telah di dapatkannya diharapkan mampu di terima dan di rasakan pula oleh orang banyak. Daerah-daerah pelosok pun tak pernah ingin di lewatkan. Sepertinya profesi yang sekarang di jalaninya sudah menjadi kewajiban yang harus di laksanakan dengan penuh keikhlasan. Sungguh luar biasa, hidupnya menjadi lebih bermakna tatkala bebagi dengan orang banyak.
Salah satu kutipan yang didapatkan dari training itu. “ Pusatkan impian Anda pada keinginan, bukan keraguan Anda, maka impian akan mencari jalannya sendiri. Anda mungkin akan terkejut betapa mudahnya hal-hal terjadi. Keraguan Anda tidak sekuat keinginan Anda, kecuali Anda membuatnya demikian”. Marcia Wieder. Dan ini benar-benar terjadi.
Semakin membuat hidup ini menarik ketika Tuhan punya cara sendiri untuk mewujudkan impian kita. Tidak pernah dapat disangka sebelumnya, disisa-sisa kehidupan yang tak pernah tahu akhirnya ini dapat bertemu dengan seorang motivator yang hebat. Mungkin karenanya mimpiku semakin jelas terlihat. Ternyata dialah yang membukakan kembali pintu itu. Pintu dimana aku yang dulu penuh antusias dalam menulis.
Hari pertama itu tiba, melangkah menuju pintu gerbang. Dimana 4 tahun yang lalu pernah terukir kenangan indah yang tak pernah dapat terlupakan. Dimana saat itupun keberadaan ibu menjadi sangat berarti.
Sejak dulu besar keinginan untuk dapat kembali datang ke tempat itu. Tapi saat inilah waktu yang tepat, ketika diminta untuk ikut datang ke tempat yang ku inginkan itu oleh seseorang yang sebenarnya baru ku kenal. Awal yang tak pernah terpikirkan, ukiran secuil kesuksesan yang dulu pernah aku dirikan di sekolah tercinta ini masih teringat oleh mereka. Ibu guru, Bapak guru, adik-adik kelas, pegawai TU, guru bimbingan konseling, ibu kantin dan pembantu sekolah. Merekalah yang setia mendampingiku melewati hari-hari saat bersekolah disana.
Teringat kembali, ketika berada di ruang kelas itu. Aku berdiri dan mengucapkan terima kasih pada mereka yang tanpa lelah mengajarkan cara besosialisasi, beretika, dan tentunya ilmu yang sangat berguna. Sungguh bahagia. Tapi jika ingat lebih dalam lagi, di moment ini pun mereka menangis, ketika aku mulai mengisahkan perjuangan ibu yang penuh dengan kesulitan lewat kata demi kata yang tertulis penuh tetes air mata. Hari itu sekolah tercinta ini bagaikan lahan luas yang di penuhi banyak orang menangis,
Aku, berdiri di depan mereka mencoba untuk tegar dan menahan air mata. Tapi, ayah yang berdiri di samping membuatku semakin kuat. Melihatnya tersenyum saat penghargaan itu resmi diberikan pada anaknya. Itulah aku yang berdiri disana, merasa bahagia melihat ayah tersenyum. Tetes air mata tak dapat di tahan lagi. Dan untuk pertama kalinya merasakan pelukan ayah tercinta seraya membayangkan ibu yang hanya mampu menanti di rumah. Berharap memeluk ibu di momen bahagia ini. Semua itu benar-benar terasa.
Luar biasa indahnya kengan di sekolah ini, butuh banyak waktu untuk menceritakannya semua. Kesan inilah yang pertama aku rasakan ketika kembali berdiri di tempat ini. Mereka masih menjadi seseorang yang aku kenal, senyumannya, pandangan matanya, dan tutur katanya yang tetap penuh kasih memperhatikan anak didiknya. Merekalah orang tuaku di sekolah ini, yang sampai kapanpun tak dapat ku lupa akan jasa-jasanya.
Tak dapat di sangka, disaat yang bersamaan adik-adik ku ternyata akan kembali mengikuti jejak hidupku 4 tahun yang lalu. Mereka begitu terlihat antusias, ada perasaan luar biasa hebatnya ketika ingin menjadi anak yang dibanggakan oleh orang tuanya. Berbagi pengalaman pun menjadi satu hal yang menarik ketika berbincang dengan mereka. Mereka bisa dan mampu. Sekali lagi Tuhan memberikan jalan yang tak terduga dan terbayangkan, hanya untuk kita yang selalu mengingat-Nya. Inilah titik awalku berbagi kisah. Lewat siapapun itu, Dia tahu yang baik untuk kita. Semangat, semoga semuanya menjadi lebih indah dari sebelumnya. Subhanallah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar