Jumat, 17 Januari 2014

PEMBUATAN TABLET

I.         Tujuan
Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan tablet
II.      Dasar Teori
Menurut FI edisi IV, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet adalah sediaan kompak yang dibuat dalam bentuk tabung atau sserkuler kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis atau lebih zat aktif dengan atau tanpa zat tambahan.
A.    Penggolongan
v  Berdasarkan Metode Pembuatan
1.         Tablet Cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan.
2.         Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.
3.         Tablet tritural merupakn tablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.
4.         Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan untuk injeksi hipodermik.
5.         Tablet sublingual digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral atau jika perlu diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti tablet nitrogliserin.
6.         Tablet bukal digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
7.         Tablet efervesen dibuat dengan cara dikempa.
8.         Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu dengan rasa enak dlam rongga mulut.
B.       Komponen Tablet
Komponen atau formulasi tablet kempa terdiri atas zat aktif, bahan pengisi, bahn pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (bahan warna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut) yang diiainkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.
1.    Zat aktif : harus memenuhi syarat yang ditentukan farmakope
2.    Eksipensi atau bahan tambahan
a.       Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk memperbesar volume masa agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Misalnya; laktosa sukrosa,amilum.
b.      Bahan pengikat (binder) berfungsi memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktuk granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Misalnya; mucilago, PGS, soluto gelatin.
c.       Bahan penghancur/ pengembang (disintegrant) berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya; asam alginat, pectin, agar
d.      Bahan pelicin (lubrikan/ lubricant) berfungsi mungurangu gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Misalnya; talk, magnesium stearat.
III.             Alat dan Bahan
·         Timbangan
·         Ayakan
·         Oven
·         Mortir
·         Mesin tablet
·         Parasetamol                       125 gram
·         Amilum                             6,25 gram
·         Amilum kering                  3,75 gram
·         Solutio gelatin                   5%
·         Talk                                   0,625 gram
IV.             Cara kerja













Rounded Rectangle: Buat solution gelatin sebanyak 100 ml





Rounded Rectangle: Timbang bahan obat





Rounded Rectangle: Campur paracetamol dan amilum ad homogen





Rounded Rectangle: Tambahkan solution gelatin sedikit-sedikit ad massa kempal





Rounded Rectangle: Massa diayak menjadi granul basah





Rounded Rectangle: Granul basah dikeringkan dalam oven






Rounded Rectangle: Setelah kering, ayak lagi dan tambahkan talk ad homogen



 















V.                Pembahasan
Pada praktikum kali ini kelompok kami melakukan percobaan pembuatan tablet dengan zat aktif parasetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/ analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat inflamasinya sangat lemah sihingga tidak digunakan sebagai antirematik.
Farmakokinetik
Pemberian Paracetamol secara oral sangat efektif, Paracetamol memberikan efek analgetik yang mirip dengan salisilat, yang dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek ini disebabkan oleh aktifitas pada system saraf pusat dengan menghambat sintesa prostaglandin disusunan saraf pusat. Secara perifer mencegah sensitasi reseptor rasa sakit terhadap rangsangan mekanik dan kimiawi.
Paracetamol didalam tubuh akan mengalami proses ADME, dimana diekresi sebagian besar melalui feses atau urin. Paracetamol yang diberikan secara oral akan diabsorbsi dalam saluran cerna sangat cepat dan hamper sempurna. Konsentrasi dalam plasma mencapai puncak maksimum dalam waktu 30-60 menit, dan waktu paruh dalam plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar keeseluruh cairan tubuh dalam plasma sebagian terikat oleh protein plasma (25%).
Farmakodinamik
Metabolism terjadi di hati yang dilakukan enzyme-enzym mikrosom hati. Umumnya dalam bentuk konjugasi dihati dengan asam glukoronat (±60%), asam  sulfat (±3%) dengan sistein (±3%) dan sebagian Paracetamol ditransformasikan menjadi derivat hidroksi dan diasetil. Diduga terjadinya metabolit hidroksi merupakan indikasi hepatotoksik pada pemakaian dosis sangat berlebihan.
Paracetamol dieliminasi melalui ginjal, pada penderita gagal ginjal terjadi akumulasi metabolit terkonjugasi dalam darah. Efek toksik dari Paracetamol pada pemberian  dosis terapetik dapat ditolerir, kadang-kadang dapat terjadi ruam pada kulit dan alergi lain.
VI.             Kesimpulan
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok.
VII.          Daftar pustaka
Anief, Moh. 2008. Ilmu Meracik Obat : Teori dan Praktik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Apt, Syamsuni, A, H, Drs. 2006. Ilmu Resep. Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.





Museum Farmasi Jerman

      Museum Farmasi Jerman berada didalam area Kastil Heidelberg, dengan lebih dari 20.000 objek, koleksi museum ini terbesar dan terbaik di seluruh dunia yang mana mencakup dua ribu tahun sejarah ilmu kedokteran khususnya sejarah farmasi.
Jam Buka Museum
Bulan April – Oktober : tiap hari Jam 10.00 – 18.00, terakhir masuk jam 17.40
Bulan November – Maret : tiap hari Jam 10.00 – 17.30, terakhir masuk jam 17.10
Tiket Masuk
Dewasa : 5 Euro
Anak/pelajar : 3 Euro
*Kalau sudah beli tiket masuk kastil Heidelberg, maka masuk museum farmasi Jerman gratis.
Pengunjung diperbolehkan memotret seluruh koleksi didalam museum namun ada catatan penting, kita tidak boleh menggunakan lampu cahaya (blitz) pada kamera.

Pintu Masuk Museum Farmasi Jerman
Mari kita mulai perjalanan menikmati Museum Farmasi Jerman yang menakjubkan!
::: Ruang 1 :::
Diruang ini selain ada meja resepsionis, kita juga bisa melihat satu lemari dengan empat rak berikut delapan pintunya dari periode Baroque, didalamnya terdapat banyak bagian potongan furnitur dan perlengkapan lain dari apotik. Tanggal tertua mebel adalah dari gudang farmasi kota Mosbach, Abad 17.

Rak, Schongau biara, berisi produk farmasi asli dalam botol kaca, sekitar tahun 1750
>>Sejarah Apotek dan Profesi Apoteker
Prinsip-prinsip kuno dari pengobatan, terutama hal-hal yang menarik dari abad 13 sampai abad 21 akan dibahas sebagai pengantar di ruang 2.
::: Ruang 2 :::
Pengantar Sejarah Farmasi

Koleksi Ruang 2 – Pengantar Sejarah Farmasi

Koleksi Ruang 2 – Pengantar Sejarah Farmasi

Koleksi Ruang 2 – Pengantar Sejarah Farmasi

Koleksi Ruang 2 – Pengantar Sejarah Farmasi

Koleksi Ruang 2 – Pengantar Sejarah Farmasi
Diruang ini pengunjung akan disuguhi penjelasan mengenai apotek pertama dan profesi apoteker di negara-negara berbahasa Jerman, pengembangan undang-undang Farmasi, peran apotek biara, pengaruh pengamatan alam dan alkimia lebih dari pengetahuan medis, perubahan intensif disebabkan oleh berkembang pesatnya ilmu alam, pengaruh signifikan dari kepribadian para ilmuwan, dan juga perubahan pelatihan akademik dan diferensiasi profesi farmasi di abad ke-19 dan 20, industrialisasi, farmasi tahun 1933-1945, pengembangan setelah perang, perubahan pendirian posisi farmasi dan apoteker adalah kata kunci hari ini di topik area pengantar.

Farmakope Jerman

Mesin Destilasi Uap

Etiket Obat

Etase koleksi Ruang Dua Museum Farmasi Jerman

Wadah dosis tunggal dalam ampul

Etase koleksi Ruang Dua Museum Farmasi Jerman

Aspirin
Setelah puas berada di ruang pengenalan, mari kita memasuki area interaktif di ruang 3.
::: Ruang 3 :::
Sejak tahun 2007 ada daerah yang menarik untuk dikunjungi anak-anak yang juga berada di dalam museum farmasi Jerman, yakni ruang Farmasi Anak.
Interior ruangan dibuat sedemikian rupa dengan nuansa cerah khas anak-anak. Terdapat lemari dengan laci-laci yang bisa dibuka yang berisi berbagai macam bahan obat. Kita bisa meminta resep teh sehat di meja petugas di pintu masuk museum lalu kita bisa meracik sendiri teh dengan rasa sesuai dengan keinginan kita.

Farmasi Anak di Museum Farmasi Jerman
Semua teh mengandung tiga bahan, kita bisa mengambil bahan-bahasnya dari rak obat. Kita bisa menggunakan mortir granit besar untuk mendapatkan minyak esensial dari bahan yang kita racik. Setiap anak dapat mengambil produk, menyiapkan teh yang lezat yang dikemas dengan label museum yang indah untuk dibawa pulang.

Farmasi Anak di Museum Farmasi Jerman
Selanjutnya mari kita melangkah ke toko farmasi dari awal abad ke 19 yang berada di ruang 4.
::: Ruang 4 :::
Disini terdapat perabotan yang terbuat dari kayu Ceri yang pembuatannya berdasarkan instruksi pemiliknya Chr. J. Faulhaber. Koleksinya tersebut menghiasi “Farmasi Crown” di kota Ulm merupakan bagian dari “Farmasi sebagai tempat kerja” dan kini menjadi bagian dari museum farmasi Jerman.

Toko Farmasi Awal Abad 19
Setelah melewati kanopi menutup apotek di ruang 4, mari kita menuju ruang 5.
::: Ruang 5 :::
Tema besar berikutnya muncul setelah “Farmasi Crown”. Dengan bantuan dari koleksi yang luar biasa obat berharga dari abad 17 ke abad 19, Anda akan menemukan dasar produksi farmasi di 28 kasus. Lebih dari 1000 koleksi bahan baku yang mewakili berbagai zat medis dari periode ini: “materia medica”.

Ruang 5. Dedikasi terhadap Obat. Museum Farmasi Jerman

Ruang 5. Koleksi obat-obatan (abad 17-21). Museum Farmasi Jerman

Ruang 5 Koleksi obat-obatan (abad 17-21.). Museum Farmasi Jerman
Ada obat lama ajaib yang terlupakan seperti unicorn, mumi, atau obat universal yang disebut “theriac” mengandung opium dan lebih dari 200 bahan lainnya. Koleksi di ruang ini membawa pengunjung kembali ke masa lalu. Ruangan dibagi menjadi tiga “kerajaan alam” (regnae Naturae) sesuai dengan klasifikasi sejarah: kerajaan mineral, tumbuhan, dan hewan.

Ruang 5. Dedikasi terhadap Obat. Museum Farmasi Jerman
Penerapan zat tumbuhan, mineral, atau hewan seringkali tampaknya aneh bagi kita, tapi itu terlibat dalam sistem medis konklusif sesuai dengan pengetahuan pada waktu itu.

Ruang 5. koleksi bahan baku untuk obat-obatan abad 17-18

Ruang 5. koleksi bahan baku untuk obat-obatan abad 17-18

Ruang 5. koleksi bahan baku untuk obat-obatan abad 17-18
Setelah mengamati gambaran dari obat farmasi dan penerapannya, mari kita lanjutkan tur ke sebuah ruangan besar yang dibuat sedemikian rupa sehingga menampilkan rupa toko obat, dengan tema utama “Toko Farmasi sebagai tempat kerja“. Disini akan disajikan tiga bagian penting : OFFICINA, ruang untuk mengolah tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya, dan laboratorium.