Minggu, 28 Agustus 2011

Secangkir Mentari…
Oleh : Lestari Aprilianty Catur Putri
Sesungguhnya kunci untuk mencapai impian ialah tanpa berhenti. Berhenti sama artinya dengan membiarkan impian itu melayang semakin jauh dan tak bisa tergapai lagi. Berani bermimpi sama halnya dengan berani berusaha dan bertindak. Seorang tokoh inspirasi mengatakan bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi kita hari kemarin. Cobalah kita ingat, ketika hari ini kita berada di sekolah, belajar di ruangan kelas, menyapa teman, bercanda, tertawa, atau apapun yang saat ini kita lakukan hakikatnya adalah berawal dari mimpi kita hari kemarin untuk dapat melakukan tindakan di hari ini. tanpa adanya tujuan, mungkin saja hari ini kita bukan berada di sekolah. Melaiankan bisa saja pergi diajak teman dan akhirnya membolos, ataupun hanya melamun di ruang kelas tanpa tau apa yang harus dilakukan. Naudzubilah. Tindakan itu terlahir dari mimpi kita. Dan tanpa harapan dan tujuan tentunya kehidupan tak akan menjadi jelas arahnya.
                Pencapaian sebuah mimpi akan semakin mudah ketika motivasi dalam diri lebih kuat dari

Jumat, 22 Juli 2011

Biarkan Hati Membawa Kita Kembali



Siang memang sudah berlalu,
saat itu mentari tidak tampak lagi di muka bumi ini. Mungkin untuk sejenak ia beristirahat dibalik pekatnya malam. Hanya bintang dan rembulan yang berkelip menghiasi hamparan langit. Sebersit cahaya-cahaya kilau rembulan kiranya tengah menerangi setiap sudut bumi.Satu malam yang cukup panjang. Untuk ia yang tengah bersedih. Zahra Ainunnisa mengingat memori kehidupannya dulu. Satu waktu ketika dia dipermainkan oleh hati. Mungkin sejenak luka itu akan mengukir satu sejarah baik dalam hidup Zahra. pengalaman yang dijadikan pelajaran
untuk Zahra. Sungguh tidak dapat disangka dapat melanda kehidupan Zahra yang berparas cantik ini. luka yang mereka torehkan kini menjadi ramuan kuat yang menuntun Zahra pada satu prinsip kuat yang dulu Zahra hiraukan. Di sisi ruang yang terang itu Zahra menuliskan kekesalannya. Kata demi kata terangkai menjadi satu kalimat yang menggambaran isi hatinya. Entah itu kelam, buruk, menyeramkan, atau mungkin sesuatu yang indah. Untuk saat ini itu hanya menjadi rahasia. Mungkin saja pengharapan-pengharapan Zahra untuk menjadi wanita yang lebih baik mengawali torehan tinta hitam diatas kertas putih itu. Meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk menjadi  satu tekad bulat yang Zahra rencanakan. Jugameninggalkan kebiasaan remaja jaman sekarang yang menomor satukan pacaran. Sedikit menyinggung sebagian remaja sekarang yang berpandangan bahwa memiliki seorang pacar itu adalah satu keharusan.
Padahal tidak selamanya seperti itu. Zahra merasa risih juga dengan

KETIKA SAKITKU MENOREHKAN KESAN INDAH BERSAMA IBU


Aku mempunyai pengalaman indah bersama ibu ku, ketika sakit ku menyerang. Namun sebelum kukisahkan akan ku ungkapkan beberapa kesan dan pandanganku terhadap sosok ibu yang telah melahirkanku.
Ibu mutiara hatiku…,utulah ungkapanku terhadap ibu. Ungkapan “Mutiara Hati” sering kita dengar umumnya di lontarkan oleh seorang ibu “ Anakku Mutiara Hatiku”. Tapi tidak demikian dengan aku, ungkapan “Mutiara Hatiku” bagiku hanyalah pantas untuk orang yang sangat berjasa padaku. Aku tak mungkin ada tanpa hadirnya seorang ibu. Tidak hanya sekedar itu masih banyak ungkapan- ungkapan lain yang tidak kalah bagusnya, misalnya “Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa” dan “ Ridho Ibu adalah Ridho Allah”. Namun bagiku ungkapan inilah yang menurutku paling indah karena ibu memang Mutiara Hatiku yang mahal harganya dan sulit untuk mendapatkan ibu sepertimu. Layaknya mutiara di dasar laut yang sangat dalam susah di
jangkau namun banyak yang menginginkannya. Ibu adalah seorang wanita